Tinggalkan Dewan Bali, I Nyoman Parta Dapat Titipan Masalah Sampah

Politisi senior PDI Perjuangan yang juga Ketua Komisi  IV DPRD Bali, Nyoman Parta menunjukkan kualitas sebagai wakil rakyat yang banjir aspirasi karena sifat responsif dan aspiratif selama ini. Jelang ‘lengser’ meninggalkan DPRD Bali pada 2 Desember 2019 dan akan bertugas di DPR RI masa bakti 2019-2014, parta masih mendapatkan titipan aspirasi dari masyarakat, di Gedung DPRD Bali. Parta dititip masalah sampah di Bali oleh para aktivis yang tergadung dalam  Forum Komunikasi Penggiat Lingkungan Bali. para penggiat lingkungan ini hadir ke DPRD Bali menemui Parta karena masalah sampah di Bali sangat kompleks, terutama masalah sampah plastik.

Bahkan sampah plastik ini sudah mendapatkan perhatian dari  Gubernur  Bali Wayan Koster hingga diterbitkan pergub Nomor 97 Tahun 2018 tentang  Pembatasan Timbulan Sampah Plastik  Sekali Pakai. Sehingga itu mendorong para forum penggiat lingkungan hadir ke  DPRD Bali mendorong Dewan Bali lebih maksimal mengawal isu lingkungan terutama masalah sampah. Forum Komunikasi Penggiat Lingkungan itu terdiri dari Trash Hero Indonesia,  Bersih Bersih Bali, Trash Warrior, Satya Graha Cagaan, Resik Bali, Jumantik Cilik, Bakti Ring Pertiwi dan lainnya.

Ada 4 sikap pernyataan penggiat lingkungan kemarin disampaikan saat bertemu Nyoman Parta. Pertama, menuntut pemerintahan lebih serius melakukan sosialisasi kepada stakeholder terkait dengan menangani masalah sampah. Kedua, pemerintah Bali diminta dari provinsi, kabupaten/ kota  sampai desa adat membuat program menyusun mata anggaran untuk penanganan sampah dari hulu sampai ke hilir. Ketiga , para pegiat lingkungan juga meminta pemerintah membuat tim sosialisasi yang bertugas secara intensif berkelanjutan. Keempat , meminta pemerintah  bersama desa dinas dan desa adat membuat perdes dan perarem Adat tentang tata kelola kebersihan yang ramah lingkungan. Kelima, meminta para penguasa terlihat aktif secara langsung melalui CRS untuk pengolaan sampah. Keenam, meminta lembaga pendidikan formal dan informal terlibat aktif penanggulangan sampah plastik.

Ketua Trash Hero Indonesia I Wayan Aksara usai pertemuan mengatakan, menjaga lingkungan menjadi bersih adalah sejalan dengan hidup dan kehidupan karena dalam konsep Hindu sudah diajarkan bahwa buana alit dan buana agung adalah kesatuan yang saling terkait. Pihaknya juga menyadari pemerintahan sudah melakukan langkah taktis dalam penanganan sampah bersama kalangan kampus, majelis adat, PKK, desa adat, subak dan organisasi kemasyarakatan. Karena saat ini Bali sudah darurat sampah, jika tidak segera ada penanganan menyeluruh akan mengganggu kehidupan masyarakat termasuk adat dan budaya di  Bali. Maka penanganan sampah ini menjadi agenda bersama. Aksara menegaskan, Bali sebagai daerah pariwisata yang sangat rentan dengan isu sampah, maka perlu penanganan sampah dari hulu ke hilir melalui edukasi dan sosialisasi, pemberdayaan dan pengelolaan yang maksimal.

Sementara Nyoman Parta mengatakan akan bergerak menyampaikan pola penanganan sampah, terutama sampah plastik  ini kepada semua stakeholder. Mulai kalangan kampus, desa adat, pemerintahan kabupaten dan kota serta pelaku pariwisata di Bali. Ini  harus menjadi agenda kolektif dan agenda bersama.  Karena bersih sampah plastik di Bali baru wacana yang terjadi ditingkat elit. Buktinya elemen kampus belum peduli. Masalah sampah masih terjadi di kampus . Instansi pemerintahan saja masih menggunakan bahan plastik. Botol-botol plastik, pembukusan kue saat pertemuan masih menggunakan plastik. Politisi senior PDI Perjuangan asal Desa Guwang, Kecamatan  Sukawati, Kabupaten Gianyar ini. Parta menengaskan, dirinya akan mengajak pemerintahan kabupaten dan kota serta desa adat untuk lebih serius menangani masalah sampah ini. Harus ada keseriusan. Saya mendesak agar pemerintahan mulai gubernur bupati/ wakilkota se-Bali, desa adat dan desa dinas, membuat mata anggaran, membentuk tim sosialisasi melakukan langkah langkah lain supaya urusan sampah ini selesai dan tertangani maksimal.