Komisi II DPRD Bali Gelar Rapat dengan Dinas Pariwisata

Komisi II DPRD Provinsi Bali menggelar rapat dengan Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Provinsi Bali I Made Gunaja di ruang rapat Banmus lt. III Gedung DPRD Provinsi Bali, Selasa (16/06).

Rapat yang dipimpin Ketua Komisi II, IGK Kresna Budi didampingi anggota komisi II DPRD Bali meminta pariwisata Bali dibuka secara bertahap dengan pertimbangannya menyikapi berbagai usulan agar pariwisata Bali segera dibuka, ditengah penularan Corona Virus Disease (Covid-19).

Dalam rapat tersebut Komisi II memberikan masukan di era new normal dalam tatanan hidup baru ditengah pandemi Covid-19, pariwisata di Bali dibuka secara bertahap. Terlebih lagi sejumlah kabupaten kota di Bali notabena ada yang sudah siap menyambut dibukanya pariwisata Bali.

{Photo: Humas Dewan Bali}

Anggota Komisi II DPRD Provinsi Bali A.A. Adhi Ardhana menyarankan, kepada pemerintah provinsi Bali, bahwa Komisi II DPRD Bali berupaya memberikan masukan kepada dinas pariwisata dan badan riset provinsi Bali terkait protokol cara hidup sehat menuju tatanan kehidupan Bali era baru. Dikarenakan sejumlah informasi yang dikutif disejumlah media bahwa negara Singapura masih menutup masuk dan keluar warga negara lain di Singapura sampai Desember. Demikian juga Australia tiga bulan kedepan yang melarang kembali warganya traveling ke Bali hingga pertengahan September.

{Photo: Humas Dewan Bali}

Adhi Ardhana juga menyarankan kajian epidemiologi di Bali menjadi dasar penyusunan, berikut menyertakan protokol-protokol kesehatan dari kementerian dan asosiasi menjadi panduan. Dalam penerapan protokol kesehatan diharuskan benar-benar dapat terukur penerapan protokol di seluruh Bali dan Kabupaten/Kota termasuk tingkat disiplin serta motivasi masyarakat dalam menerapkan social distancing dan prilaku bersih dalam suatu index ataupun prosentase yang nantinya dapat mempresentasikan kesiapan Bali dan meraih kepercayaan dunia (bukan hanya keinginan) untuk kembali berkunjung.

{Photo: Humas Dewan Bali}

Diharapkannya ketika pariwisata Bali dibuka, adanya tindakan nyata dalam upaya memberikan rasa aman dalam berwisata, dari tata cara pemantauan (contoh: gelang pantau atau teknologi lain) yang menjadikan Bali sebagai destinasi wisata yang benar siap dengan tatanan kehidupan era baru ini. Seandainya seluruh kajian telah cukup mendasari pembukaan kembali dunia pariwisata Bali, kiranya dimulai dengan bertahap, selektif dan terbatas segmentasi lokal, regional lalu international, dan menyampaikan kepada masyarakat/dunia pariwisata Bali terkait demand/permintaan yang tersisa yang mungkin diraih Bali ditengah deglobalisasi agar tidak memberikan harapan namun penuh dengan pembatasan nantinya akan berakibat kerugian yang lebih dalam pada dunia usaha di Bali.

Sementara pemerintah pusat melalui kementerian pariwisata mendahulukan Bali dalam memastikan kesiapan kepariwisataan, bagaimana Bali mendapatkan teknologi-teknologi pendukung untuk dapat meyakinkan wisatawan dunia dan negara-negara pensupply wisatawan. Ditengah pandemi Covid-19, tidak mudah dunia pariwisata menghadapinya saat ini. Semua lapis masyarakat harus bersatu padu dengan motivasi yang sama untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan baik di rumah maupun ditempat kerja.