Dewan Soroti Minim Fasilitas pariwisata

Sejumlah tempat wisata di Buleleng terkenal eksotis, salah satunya wisata lumba-lumba di perairan Bali utara. Kemunculan lumba-lumba kesohor hingga di mancanegara. Bahkan, mamalia laut ini telah menjadi icon pariwisata Buleleng terutama kawasan pariwisata Lovina. Hanya saja, potensi ini tak tergarap optimal karena masih dikelola amatira. Lihat saja, puluhan bus wisatawan lokal setiap hari lalulalang di jalur wisata Lovina, namun mereka numpang lewat belaka. Banyak di antara wisatawan itu sebetulnya ingin menikmati keindahan alam Bali utara dan wisata lumba-lumba, namun kecewa karena tak ada fasilitas memadai untuk bisa dengan mudah mencapainya, terutama wisatawan lokal dengan rombongan menggunakan bus dengan jumlah banyak.

Salah seorang wisatawan asal Malang yang membawa rombongan ke Bali mengeluh akses ke tempat lumba-lumba  jika membawa rombongan dengan jumlah besar. Sebetulnya kita sudah rancang satu destinasi saat berkunjung ke Bali, yalni wisata lumba-lumba di Lovina, namun kami kecewa karena dari informasi, dilokasi tidak ada fasilitas memadai untuk parkir bus maupun fasilitas umum lainnya. Tidak tersedianya fasilitas penunjang pariwisata Bali Utara itu disayangkan anggota DPRD Bali Ida Gede Komang Kresna Budi. Menurut dia, sudah saatnya dunia pariwisata Buleleng berbenah untuk menjawab tantangan yang ada. Destinasi Wisata Buleleng sangat luar biasa, karena tak tergarap maksimal akhirnya mubazir.

Mestinya pemerintah membangun semacam stop over untuk menjaring wisatawan agar mau berhenti dan menikmati keindahan Bali Utara. Stop over dimaksud yakni sebuah lokasi yang memungkinkan bus-bus besar yang membawa rombongan dalam jumlah banyak bisa berhenti. Stop over tersebut dilengkapi fasum sehingga wisatawan menjadi tertarik untuk singgah. Semacam rest area tempat wisatawan transit sejenak sebelum menuju lokasi wisata. Stop over ini cocok ada di Lovina karena banyak yang berminat terutama melihat lumba-lumba.

Kalau stop over itu tersedia, wisatawan bisa menunggu di bus sambil menanti waktu sebelum menuju lokasi lumba-lumba yang biasanya pagi hari. Satu hal ini saja tersedia (stop over,red) maka dipastikan aka nada lonjakan kunjungan ke lovina dan sekitarnya. Kresna Budi berharap, pemangku kepentingan hendaknya lebih berfikir strategis dengan melihat potensi sehingga destinasi wisata yang ada tidak terkesan mubazir akibat wisatawan tak memiliki kemudahan akses menjangkaunya.