Sikapi Kasus Babi Mati, Komisi II DPRD Bali Gelar Raker

Menyikapi banyaknya kasus babi mati dibeberapa daerah, Komisi II DPRD Provinsi Bali mengundang Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali untuk menghadapi virus yang menyerang babi di beberapa wilayah di Bali. Pertemuan tersebut dipimpin oleh IGK Kresna Budi didampingi anggota Komisi II DPRD Bali, di Ruang Bapemperda, Kantor DPRD Provinsi Bali, Kamis (12/03).

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Ketut Nata Kesuma yang mewakili Kepala Dinas Distanpangan Provinsi Bali mengatakan, jumlah populasi babi di Bali mencapai 10.078 ekor, sedangkan jumlah babi yang sakit 4467 ekor dan jumlah jumlah babi yang mati mencapai 3045 ekor babi, dengan jumlah peternak 494 yang terdaftar.

{Photo: Humas Dewan Bali}

Permasalahan yang didapati dilapangan masih adanya perdagangan babi atau produk babi yang diduga terpapar virus, pedagang babi belum menerapkan biosekuriti dalam melakukan lalulintas perdagangan babi, masih ada peternak yang tidak melakukan penguburan bangkai sesuai dengan yang dianjurkan petugas dan masih banyak yang membuang bangkai babi kesungai.

Masyarakat masih belum sadar dalam kondisi ini membrikan pakan dari limbah rumah tangga atau limbah hotel dan catering diduga sebagai terpaparnya virus babi, tradisi memotong babi tidak pada lokasi rumah potong hewan terutama pada saat hari raya keagamaan masih belum ditertibkan.

{Photo: Humas Dewan Bali}

Komisi II DPRD Bali Agung Adhi Ardhana menyarankan, untuk membangun komunikasi dengan media masa agar menyampaikan berita dan informasi yang proforsional agar tidak menimbulkan berita yang berlebihan sehingga berdampak pada psycoligfis kepada peternah dan masyarakat pada umumnya.

IGK Kresna Budi menjelaskan,tidak ada asuransi untuk babi namun pihaknya akan coba menganggarkan bagi yang tertimpa musibah (peternak) akan diberikan ganti rugi cuman dalam bentuk yang lain.

{Photo: Humas Dewan Bali}

Selain itu, Kresna Budi menyarankan agar diadakan sosialisasikan kepada masyarakat dan peternak supaya jangan sampai berita-berita simpang siur menjadikan Bali sudah jatuh tertimpa tangga lagi, sudah ada korona ditambah lagi flu babi yang sebenarnya kita sudah berjalan dengan lurus.{humasdewanbali}