Konsul Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Kunjungi DPRD Bali

DPRD Bali memastikan kawasan mitigasi bencana yang dibahas dalam Pensus Revisi Perda RTRW 2009-2029 akan aman dari gangguan pembangunan fisik. Apalagi Bali juga memiliki potensi bencana seperti erupsi gunung merapi dan banjir. Kalau sudah tahu itu kawasan untuk bencana, tidak mungkinlah kita membangun disana, kata Wakil Ketua Pansus, Nengah Tamba, usai rapat dengan eksekutif dan tim ahli. Menurut Tamba, dalam Perda RTRW sebelumnya kawasan mitigasi bencana belum dimasukkan. Kata dia, dimasukkannya kawasan mitigasi bencana direvisi Perda RTRW menunjukkan legislatif melihat perkembangan kedepan. Karena itu pula kawasan mitigasi tidak akan diotak-atik atau yang dipindah demi pembangunan infastruktur. Kami mengakomodir apa yang direncanakan dan dibangun oleh kabupaten/kota dalam Perda ini. Kalau kawasan mitigasi tidak mungkin kami setujui disana dibangun infastruktur. Misalnya (kawasan) Gunung Agung, tidak mungkin kita membangun hotel atau sekolah disana.

Soal kerja sama, dia menyebutkan, salah satu pemerintahan daerah di Provinsi Yunnan, RRT, berencana merintis kerja sama di bidang pariwisata, pendidikan, dan kebudayaan. Sehingga pihaknya dari DPRD ingin meminta masukan terkait rencana kerja sama tersebut. Jadi kami ingin dapatkan masukan dari mereka. Selanjutnya, sambung dia, menyangkut soal peningkatan pelayanan pariwisata di Bali. Menurutnya, sejauh ini kunjungan wirasatawan asal Tiongkok di Bali terhitung nomor satu dibandingkan dengan Negara lainnya. Di sisi lain, dalam beberapa waktu terakhir, kasus kriminalitas yang menimpa wisatawan Tiongkok cukup sering terjadi. Sehingga pihak Konsulat Jendral RRT meminta agar ada penganan yang lebih baik dari pihak terkait. Sekiranya (kasus kriminalitas ) tersebut mendapatkan penanganan sebaik – baiknya. Yang jelas, tentu kami prihatin dengan aksi kriminalitas tersebut. Dan kami juga meminta instansi terkait segera menanganinya. Karena ini jelas berpengaruh pada citra pariwisata di Bali. Disinggung mengenai kerja sama di bidang pariwisata, pendidikan, dan kebudayaan. Sugawa Korry menyebutkan, itu dilatari factor geografis serta adanya kedekatan budaya. Dari lamanya penerbangan, Yunnan dan Denpasar bisa ditempuh dalam kurang waktu empat jam.

Kemudian kondisi alamnya juga mirip. Kebetulan di sana, ada satu kota, namanya Zhang Jia Jie memiliki kondisi alam yang mirip di Bali. Bahkan di sana ada Kampung Bali. Bentuk kerja sama seperti apa? Menurut Sugawa Korry, di bidang pariwisata tetap merujuk pada kedatangan wisatawan Tiongkok ke Bali atau sebaliknya. Sedangkan di bidang pendidikan, sudah ada satu universitas di Bali yang akan mewakili kerja sama tersebut. sudah ada satu universitas yang ditunjuk untuk menindaklanjuti kerja sama itu.